Overview
Pada artikel ini, saya tidak akan menjelaskan secara detail teori mengenai Spanning Tree Protocol. Saya hanya menjelaskan gambaran secara garis besar mengenai STP. Jika pembaca menginginkan teori yang lebih lengkap maka bisa mencari di artikel-artikel lain atau buku-buku yang membahas tentang Spanning Tree Protocol.
Coba perhatikan gambar di atas. Jika ketiga switch tersebut terkoneksi secara langsung satu sama lain, maka akan menyebabkan looping. Kemudian looping yang terjadi akan menyebabkan performa jaringan menjadi tidak maksimal atau bahkan bermasalah.
Gambaran sederhanannya adalah, misalkan host-C yang berada di SW3 akan mengirimkan paket data ke host -A yang berada di SW1. Pertama kali host-C akan mengirimkan request ke SW3, kemudian SW3 akan melakukan broadcast ke SW1 dan SW2 untuk menanyakan dimanakan host-A berada.
Selanjutnya, SW1 dan SW2 juga akan melakukan broadcast (melalui port selain request dari SW3 tadi masuk) ke semua Switch yang terhubung. Dan itu akan terjadi terus menerus hingga terjadi looping dalam jaringan. Untuk itu solusinya adalah menggunakan STP atau Spanning Tree Protocol. STP akan membuat 1 port (jika topologi seperti gambar di atas) dalam kondisi standby. Sehingga looping tidak akan terjadi.
Jika pembaca membuat topologi seperti di atas, maka otomatis ada 1 port yang akan dimatikan secara otomatis. Itu akibat dari STP aktif. Pada praktiknya, STP sudah otomatis berjalan pada perangkat-perangkat Switch secara otomatis seperti gambar di atas. Maka jika kita tinggal pasang perangkat-perangkat sesuai dengan topologi yang kita inginkan.
Proses Terbentuknya STP
- Menentukan Root Bridge
- Menentukan Root Port
- Root Bridge: Switch yang mempunyai Bridge ID / Bridge Priority terkecil.
- Root Port: Port dari Switch Non-Root Bridge menuju Root Bridge dengan cost terkecil.
- Alternative Port: Port dengan cost terbesar menuju Root Bridge. Port ini statusnya akan blocking.
- Berdasarkan cost terbesar.
- Berdasarkan MAC Address terbesar.
- Designated Port: Port untuk menerima update dari Root Bridge.
Secara sederhana urutan pemilihan Root Bridge:
1. Bridge Priority terkecil.
2. MAC Address terkecil.
3. Cost terkecil.
4. Port Number terkecil.
2 Perintah Cisco yang Berhubungan dengan STP
1. Melihat MAC Address
Switch> show version
2. Melihat Bridge ID.
Switch> show spanning-tree
Kegunaan Lain
Mungkin muncul pertanyaan, mengapa ada STP jika kebanyakan topologi jaringan yang kita buat tidak seperti itu di lapangan. Mungkin kalau di perusahaan-perusahaan menengah ke bawah topologinya bisa sangat sederhana. Tetapi, di perusahaan-perusahaan besar kebanyakan akan menggunakan redudancy link atau link tambahan yang digunakan untuk backup jalur koneksi.
Hal ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan High Availability. Sederhananya, perusahaan-perusahaan besar akan menerapkan sistem dengan ketersediaan layanan yang tinggi. Jika ada link koneksi atau bahkan perangkat Switch yang bermasalah, maka sistem jaringan masih dapat berjalan.
LANJUTKAN BACA MATERI LENGKAP