Cara Mudah Mengatur Bandwidth untuk Wireless Client di Mikrotik

Diagram 3 Per User Bw Control V3

Pada umumnya, pengaturan bandwidth di mikrotik ditetapkan secara static atau tetap. Dengan kata lain, jumlah user yang akan di-manage sudah pasti. Tetapi bagaimana jika client tersambung secara wireless atau melalui WiFi? Dapatkah kita memperkirakan jumlah client yang terhubung setiap waktunya? Apakah kita akan menetapkan pengaturan bandwidth untuk setiap IP?

Tentunya hal ini akan membutuhkan lebih banyak waktu dan rumit jika dikerjakan dengan menetapkan pengaturan satu-persatu. Tetapi kasus seperti ini dapat diatasi dengan fitur yang sudah disediakan oleh Mikrotik, yaitu dengan menggunakan metode PCQ (Per Connection Queuing).

Metode ini juga dapat menyederhanakan konfigurasi yang kita buat. Sehingga, berapa pun jumlah client-nya, konfigurasinya tetap dapat sederhana. Metode PCQ merupakan penyempurnaan dari metode SFQ (Stochastic Fairness Queuing). Perbedaanya adalah jika metode SFQ menggunakan hash algorithm sebagai classifier, maka metode PCQ memberikan banyak piilihan yang dapat dijadikan sebagai classifer seperti src-address, dst-address, src-port dan dst-port.

Jadi logika sederhananya adalah metode ini akan membuat stream otomatis berdasarkan classifier. Sebagai contoh, jika kita menggunakan src-address sebagai classifier untuk trafik upload maka metode ini akan membagi bandwidth sesuai dengan jumlah src-address. Jika bandwidth untuk trafik upload yang tersedia adalah 5 Mbps dan terdapat 5 client yang terhubung, maka otomatis masing-masing client akan mendapatkan 1 Mbps. Jika terdapat 10 client yang aktif, maka masing-masing client akan mendapatkan 0.5 Mbps.

Sebagai contoh, saya berikan topologi sederhana di bawah ini. Kita akan mengimplementasikan metode PCQ di dalamnya.

Topologi Pengaturan Bandwidth Mikrotik dengan metode PCQ

Contoh di atas adalah Router RB951Ui-2Hnd akan membagikan koneksi internetnya langsung melalui interface wireless yang dimilikinya yaitu wlan1. Kemudian koneksi internet akan melalui interface eth1. Topologi  sederhana ini nanti dapat dijadikan referensi untuk mengimplementasikan PCQ pada topologi dan keadaan yang lain.

Disini pengaturan bandwidth akan dilakukan pada Queue Tree Mikrotik. Sehingga nanti diperlukan marking connetion dan marking packet sebelum dilakukan pengaturan bandwidth. Jika pembaca belum paham perbedaan Simple Queue dan Queue Tree dapat membaca terlebih dahulu melalui referensi-referensi yang ada. Berikut langkah-langkanya:

  1. Melakukan marking connection dan marking packet. Fungsinya adalah untuk menandai koneksi dan paket-paket data yang melintas pada router, sehingga pengaturan bandwidth terimplementasi pada sasaran yang tepat. Masuk ke menu IP > Firewall > Mangle.
    Gambar 1. Marking Connection dan Marking Packet

    Jika melihat pada Gambar 1, maka hanya dibutuhkan 1 marking connection dan 2 marking packet. Marking Connection akan berfungsi menandai semua koneksi yang berasal dari network 10.10.10.0/24. Kemudian Marking Packet akan menandai paket dari network tersebut apakah paket download atau paket upload.

    Gambar 1.a. Marking Connection
    Gambar 1.b. Marking Connection
    Gambar 1.c. Marking Packet Download
    Gambar 1.c. Marking Packet Download
    Gambar 1.d. Marking Packet Download
    Gambar 1.d. Marking Packet Download
    Gambar 1.e. Marking Packet Upload
    Gambar 1.e. Marking Packet Upload
    Gambar 1.f. Marking Packet Upload
    Gambar 1.f. Marking Packet Upload

     

  2. Kemudian buat Queue Type baru untuk trafik upload dan download. Buka menu Queues.
    Gambar 2. Queue Types
    Gambar 2. Queue Types
    Gambar 2.a. PCQ Trafik Download
    Gambar 2.a. PCQ Trafik Download
    Gambar 2.b. Queue Trafik Upload
    Gambar 2.b. Queue Trafik Upload

    Jika dilihat pada Queue PCQ yang dibuat, maka classifier yang dipilih adalah IP Address. Jadi nanti bandwidth akan dibagi merata berdasarkan jumlah IP Address yang aktif. Kemudian untuk Limit diatur 200 dan Total Limit 2000Ini berarti minimal antrian paket yang akan ditampung adalah 200 paket dan maksimal 2000 paket. Dari sini dapat dilihat maka maksimal stream yang akan terbentuk adalah 10 dari perhitungan 2000/200.
    Dalam artian, maksimal IP aktif yang masih akan tercover oleh PCQ adalah 10 IP Address. Selebihnya paket akan terdapat paket yang akan di-drop. Untuk rate diset 0, karena nanti pengaturan limit bandwidth akan diset pada Queue Tree.

  3. Mengatur Bandwidth pada Queue Tree
    Gambar 3. Queue Tree
    Gambar 3. Queue Tree

    Jika melihat pada Gambar 3, untuk alokasi bandwidth download maupun upload masing-masing diatur maksimal 10 Mbps.

    Gambar 3.b. Queue Tree Upload
    Gambar 3.b. Queue Tree Upload

    Dari pengaturan bandwidth pada Queue Tree ini maka dapat dilihat bahwa minimal bandwidth yang akan didapatkan suatu stream adalah 1 Mbps dan maksimal 10 Mbps. Jika hanya ada 5 stream yang terbentuk maka otomatis masing-masing stream atau IP yang aktif akan mendapatkan alokasi bandwidth 2 Mbps.

Metode ini dapat dikatakan lebih sederhana dan dinamis daripada harus menentukan dan mengatur bandwidth untuk tiap client-nya atau berdasarkan IP Address dalam suatu network. Bisa saja minimum limit yang diberikan lebih kecil dari 1 Mbps, misalkan 512 Kb. Dalam keadaan apapun, setiap stream berhak mendapatkan minimal alokasi bandwidth sebesar 512 Kb. Tetapi untuk alokasi maksimal tetap saja PCQ akan memperhitungkan berdasarkan stream yang aktif pada saat itu.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. Jika ada pertanyaan mengenai topik ini, silahkan berkomentar di bawah.

7 thoughts on “Cara Mudah Mengatur Bandwidth untuk Wireless Client di Mikrotik

  1. Saya masih pemula pakai mikrotik. Joka sudah pakai pcq, apa user atau user profile masih bisa tetap kita beri limitasi?

    1. Hi mas,
      Otomatis user akan menyesuaikan maksimal limit yang tersedia. Jika hanya 1 user yang aktif, berarti dia akan menggunakan kapasitas bandwidth yang ada secara penuh. Limit maksimal user akan menyesuaikan pada Max Limit. Jika ingin melakukan limit per user, bisa pakai Simple Queue. Tetapi akan sedikit lebih ribet jika client nya banyak dan ingin masing-masing client diberikan limit.

  2. Terima kasih sebelumnya pak, atas ilmunya..
    Mohon informasi, untuk queue tree nya yang parent nya itu diisi berdasarkan apa? Karena saya liat, pada tutorial diatas berbeda atau berbalik dengan mangle “marking paket” pada “in interface” nya..

    1. Hi Sarpas Aptika,

      Terima kasih sudah mengingatkan. Saya terbalik menaruh parent pada Queue Tree. Mungkin jika kamu mengikuti artikel ini, silahkan diperbaiki pada praktiknya. Tetapi ini tidak terlalu berpengaruh karena limit bandwidth yang diset lebih kecil daripada kapasitas pada interface fisik yg menjadi parent. Dan queue tree tersebut sudah mengikuti packet marking yang sudah sesuai. Jadi flow packet akan mengikuti packet marking dengan limit yg di set oleh queue tree.

      Thanks.

  3. mantaft om tutornya, sangat membantu..
    sangat ingin bertanya om jika user client ada 5o lebih dengan bandwith sebesar 100 Mbps dedicated, berarti limit pada pcq nya dapat di buat 2000/20 kah dan limit max pada queque tree dapat di set max nya 100M kah?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.